Menjadi “Bridezilla”

bridezilla
Line breaks: bride|zilla
NOUN · informal
a woman whose behaviour in planning the details of her wedding is regarded as obsessive or intolerably demanding

Belakangan ini hidup saya dipenuhi dengan *jreng-jreng* persiapan pernikahan. Sebagaimana calon pengantin Indonesia zaman sekarang pada umumnya, saya dan tunangan sibuk kesana kemari untuk survey vendor-vendor, pesan ini dan itu dan anu. Tak lupa, saya sebagai calon pengantin perempuan menjalani fase riweuh menjadi “bridezilla“: bikin account di weddingku.com, rajin baca forum-forum soal vendor pernikahan, sampai blogwalking untuk cari referensi sebanyak-banyaknya. Tidak lupa tanya-tanya plus minta nasehat sama yang baru menikah serta diskusi dengan calon pengantin lainnya (tukar info dan pricelist, Sis! heheh).

Alhamdulillah, sejauh ini semua berjalan sesuai rencana dan mudah-mudahan seterusnya. Sekedar informasi, persiapan pernikahan yang dimulai dari menetapkan tanggal dan booking gedung dimulai setahun sebelum acara. Crazy, isn’t it? Namun begitulah kalau mau menikah di Jakarta. Now I wish every ‘Mudah-mudahan lancar sampai hari H’ coming from every loved one would come true.

Sebetulnya saya bukan tipe calon pengantin perempuan yang banyak mau dan goes into very detail dream about the wedding. Penetapan penggunaan Adat Minangkabau pun mempermudah pemilihan banyak hal seperti dekor, pelaminan, tema warna, busana, dll. Saya dan tunangan juga nggak terlalu mau repot pilih-pilih. Ada referensi bagus dan terpercaya, harga masuk budget dan tersedia, kita akan ‘oke’-kan. Namun tetap saja ternyata nggak mudah apalagi posisi saya di Balikpapan, orang tua di Bekasi, calon suami di Jakarta dan calon mertua di Bandung. RIBET YA HAHAHA :’)

Mohon didoakan ya :)