ETU SS2015 Metropolished




Assalamualaikum,

Untuk posting kali ini, saya ingin bercerita tentang proses terbentuknya brand ETU. Brand ETU disini memang berasal dari nama kecil saya, singkat cerita brand ini dibuat karna saya terpilih untuk program indonesia fashion forward (IFF) yang diselenggarakan oleh FEMINA dan Departemen Pariwisata. Dimana dalam program ini dipilihlah 12 desainer muda yang memiliki karakter desain yang berbeda antara satu desainer dengan desainer yang lainnya. Adapun nama-nama desainer yang masuk ke dalam program IFF generasi III yaitu, Sapto Djojokartiko, Peggy Hartanto, Billy Tjong, Fbudi, Norma Hauri, Andhita Siswandi, JII by Gloria Agatha, Monstore, Tertia, Patrick Owen, Rosalyn Citta dan saya.
Asymmetric cape | Sleeveless woven sweater grey | Fit Trouser white
Menariknya program ini adalah seleksi yang dilakukan Femina Group yang cukup ketat, serta didikan dan arahan para mentor yang membuat karya desainer-desainer bidikan IFF generasi ke III ini menghasilkan karya yang bukan hanya WOW tetapi dapat pula diterima oleh pasar international.
Arm woven sweater | White shirt | Wide leg pants

Koleksi Spring/ Summer 2015 ETU bercerita tentang seorang wanita muda yang memiliki kehidupan karir dan social life yang sukses. Ia menikmati hidupnya dengan penuh semangat dan penuh percaya diri, tanpa mempedulikan hal-hal negative di sekelilingnya.
Mengusung tema “Metropolished”, target market dan positioning ETU adalah sebagai brand exclusive yang fokus pada modest work wear untuk wanita karir atau professional work wear. ETU spring/ summer 2015 menggunakan warna muted dan monokromatik yang didominasi oleh warna putih dan abu-abu. Tampilan tersebut memberikan kesan pakaian yang simple dan praktis.
Basic garment seperti kemeja, celana panjang , dan rok dipadupadankan sedemikian rupa sehingga menghasilkan siluet yang clean. Saya menyebutnya sebagai smart casual professional workwear. Yang menarik dan baru dari koleksi ini adalah saya menggunakan teknik anyaman dan bermainan tekstur serta pattern yang secara alami dihasilkan dari material yang digunakan seperti Sutera Makassar dan cashmere wool.
Geometri dan siluet yang dihasilkan oleh teknik anyaman tersebut secara konsisten diaplikasikan pada bagian kerah, lengan, serta bagian dada yang menunjukkan proporsi dan kreatifitas yang cantik antara desain, tekstur, dan look yang fungsional.
Woven sweater | Sleeveless long coat | Pencil skirt
Banyak yang bertanya kepada saya, lantas apa bedanya dengan brand RA? apakah saya ganti label dari RA menjadi ETU ? kenapa harus ganti jadi ETU? kenapa gak tetap dengan nama brand yang sudah ada?
RA dan ETU memiliki benang merah yang sama yaitu modest work wear. Hanya perbedannya ada di dalam twist desainnya itu sendiri. RA lebih cenderung plain dan dengan cutting yang simple, sedangkan ETU memiliki twist pada tekstur bahan, pada brand ETU saya lebih berfokus ke pengolahan bahan atau bahasa kerennya creative fabric.
Model : Firina Stylist : Chekka Cuomova PAR : Cocobi MUA : Norma

  • Love
  • Save
    Add a blog to Bloglovin’
    Enter the full blog address (e.g. https://www.fashionsquad.com)
    We're working on your request. This will take just a minute...