Herdiana Surachman

TERIMA KASIH AIR ASIA



TERIMA KASIH AIR ASIA - Malam kemarin entah mengapa, aku tiba-tiba mengetik “Terbang ke Nepal” di kolom pencarian twitter. Bagaikan bertemu dengan sang jodoh yang berdiri di depan mata, Nepal rasanya selangkah lebih dekat sekarang, lebih dekat dengan mimpi pergi kesana selama ini. Ya inilah caraku untuk lebih menvisualisasikan ‘mimpi’ dengan browsing sana sini terlebih dahulu sambil membisikkan doa agar suatu hari bisa tercapai. Sebagai seorang yang cukup aktif menulis lalu membagikan pengalamannya setiap habis nge-trip lewat blog dan channel media sosial yang lain, baik Nepal, Penang, & Bali merupakan destinasi yang banyak diidamkan banyak traveler. Walaupun bisa dibilang belum sampai melanglang buana keberbagai penjuru dunia seperti traveler yang lain, tapi setiap individu butuh yang namanya travel, perlu untuk menciptakan cerita dan perjalanannya sendiri.

Lalu seakan ditarik ke nostalgia, ini mengingatkan kembali akan pengalaman pertamaku dengan AirAsia. Tahun 2012 tepatnya, kala itu seorang teman mengajakku untuk ikut dengannya untuk jalan-jalan ke DI Jogyakarta, kebetulan pas dengan datangnya Malam Waisak 2556 BE, siapa yang tidak tertarik untuk menyaksikan dan mengalami keajaiban Waisak langsung di Candi kebanggaan kita, Candi Borobudur? Tanpa pikir panjang aku langsung bilang iya, tapi dengan waktu yang singkat dan budget yang alakadarnya, hal ini tentunya membuatku mendadak langsung bingung harus bagaimana, apa bisa?
Terkadang tripyang tidak direncanakan justru akan menuai lebih banyak cerita dan pengalaman seru, dan mesti saya akui, ini salah satunya. Ajakan satu berlanjut keajakan yang lain, rasanya bingung ini hilang ketika giliran aku mengajak teman sekantorku untuk ikut denganku ke Jogja, berbagi kebingungan bersama, maklum penduduk Jakarta rasanya butuh liburan 4 bulan sekali tidak bisa ditawar lagi. Kami berdua sama-sama mencari tiket ke Jogjakarta sebelum malam Waisak, dan akhirnya kami dapatkan itu dari AirAsia, waktu yang tepat, dengan harga tiket yang tidak bikin kantong melarat.
Singkatnya kala itu penerbangan pagi, AirAsia berhasil menerbangkan kami dengan selamat sampai ke tujuan tanpa delay (ini penting!), udara segar Bandara Adisucipto pun menyeruak masuk ke paru-paru tanpa menunggu instruski lagi, oh hari yang indah pikirku. Setelahnya aku pun langsung menuju Candi Borobudur, ribuan manusia mungkin berkumpul saat itu, syukurnya upacaranya berlangsung sangat khidmat, aku pun terharu melihat apa yang sesungguhnya kita miliki, energi baik yang terasa untuk semua mahluk hidup, keberagaman dan toleransi yang kita punya, kita kaya. Hingga pelepasan ratusan lampion yang menerangi langit pun, membuat malam sakral itu pun bagiku terkesan romantis, aku tidak akan pernah lupa.
Selengkapnya Borobudur
Kejutan belum berakhir disitu, sisa tiga hari di Jogja, aku berencana untuk wisata kuliner dan ya seperti trip dadakan pada umumnya, akan berkeliling kota tidak jelas saja, tapi yang penting aku sudah sempat silaturahmi ke Keraton. Naik becak lagi, aku sampai tidak hentinya tersenyum sepanjang jalan ke keraton. Ketika sedang berjalan berkeliling keraton, handphone saya berdering, ungkapan rezeki tidak pernah salah sepertinya terjadi saat itu, seorang public relation resor ternama tahu aku sedang berada di Jogja dan mengundangku untuk menginap di tempatnya, nampaknya Borobudur belum mau melepasku ya, senang dan aku pun kembali melihat kemegahan Borobudur dari kejauhan, sekali lagi.
Ini pertama kalinya pun aku merasakan pelayanan bintang, ehmm entah bintang kejora mungkin, yang pasti aku harus menabung bertahun-tahun untuk menginap di kamar resor ini selama semalam saja. Pengalaman yang sangat luar biasa, tidak hanya menikmati malam dan udara paling murni satu Jawa Tengah (karena resor ini berada di kaki Bukit Menoreh), namun juga nilai filosofis dan historis yang ditawarkan oleh resor ini sunggug menarik, berbagi cerita selama hampir 4 jam dalam makan malam yang intim dengan ‘sang penguasa’ resor Mr. Mark Swinton, menambah kekayaanku dalam berpandang. Satu lagi malam yang tak terlupakan.
Keesokan paginya, sebelum sarapan aku sekali lagi mengelilingi bangungan tempat aku bermalam. Bertemu dengan staf resor (Abdi Dalem) berpakaian klasik dan membawa nampan tradisional membawa buah-buahan segar, aku sesaat membayangkan, bagaimana kehidupan orang-orang sekitar pada jaman kerajaan dulu ya? Sesaat aku menempatkan posisi sebagai seorang Raja semalam, namun ini Raja yang mengajaknya untuk berfoto di pagi hari sebagai kenang-kenangan, mudah-mudahan dia tidak murka, oh tentunya tidak, semoga.
Selengkapnya Amanjiwo
Namun sayang siang itu harus berakhir pula setelah makan besar ala sang Raja, pihak resor pun berbaik hati mengantarkan kami sampai Bandara untuk bertemu lagi dengan AirAsia. Inilah pengalaman pertama terbang ke Jogjakarta dengan AirAsia, untuk pertama kali ke Borobudur untuk menyaksikan Waisak secara nyata, hingga membawaku untuk pertama kalinya juga menginap di resor kelas dunia. Sadar belum sempat mengucapkan terima kasih, so thank you, terima kasih AirAsia.
Inilah bagaimana AirAsia berhasil menjadi salah satu bagian dalam mewujudkan apa yang sebelumnya belum pernah aku alami, bagaimana AirAsia berhasil mengubah hidup, baik hidupku dan hidup banyak orang aku yakin. Aku melihat bahwa perjalanan yang sudah dan akan aku lakukan layaknya makanan bagi sebuah jiwa, setiap menginjakkan kaki turun dari pesawat, bagai bayi yang baru lahir, aku merasakan tanah yang baru aku pijak, udara dan aroma baru yang aku hirup, belum lagi membayangkan bertemu dengan orang-orang baru yang bisa jadi caranya menjalani hidup berbeda dengan kita, kita belajar.
Inilah cara AirAsia mengubah hidup seseorang, mengubah pula hidupku. Bagaimana aktifitas mencari tiket promo AirAsia mendekatkan teman dan keluarga yang setiap harinya sibuk dengan dunia masing-masing, ini demi cita-cita menjelajah tanah baru. Bagiku ke Nepal atau ke Penang akan menjadi yang pertama, atau mungkin Bali, tidak jemu-jemu untuk kembali ke tanah Bali, surga dunia yang kita miliki. Walaupun belum banyak menjelajah tempat baru, aku yakin ini hanya masalah waktu. Seperti jiwa yang siap untuk disuapi sari-sari makanan, aku siap untuk perjalanan lain yang dapat mengubah hidup menjadi lebih kaya dan tidak terlupakan dengan AirAsia. Mungkin kali ini, Nepal? Semoga J

Submit juga tulisan kamu, cek fan page Air Asia untuk informasi lebig lengkap, good luck!
  • Love
  • Save
    2 loves
    Add a blog to Bloglovin’
    Enter the full blog address (e.g. https://www.fashionsquad.com)
    We're working on your request. This will take just a minute...